PT Pertamina Kembangkan 3 Bahan Baku Bioetanol, Salah Satunya Tandan Buah Kosong Kelapa Sawit

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 9 September 2024 - 15:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Buah Kelapa Sawit. (Pixabay.com @ tristantan)

Buah Kelapa Sawit. (Pixabay.com @ tristantan)

INFOESDM.COM – PT Pertamina (Persero) mengembangkan tiga bahan baku, yang berasal dari sorgum, nipah, serta tandan buah kosong kelapa sawit (palm oil empty fruit bunch).

Untuk dikembangkan menjadi bioetanol, sehingga mengakselerasi terwujudnya transisi energi.

SVP of Technology Innovation PT Pertamina Oki Muraza, menyaampan hal itu usai sesi tematik Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9/2024)

Dia mengatakan pengembangan sorgum menjadi bahan baku bioetanol bisa dilakukan, mengingat tanaman tersebut cukup banyak di Indonesia.

“Batangnya itu kita peras, terus bisa dapat bioetanol, nanti daunnya bisa untuk pakan ternak, untuk program perbaikan gizi, dan seterusnya..”

“Itu satu yang cukup menarik. Jadi, kami sedang mengembangkan bisnis modelnya nanti kita mau advokasi ke pemerintah,” katanya.

Dikutip Sawitpost.com, Ia juga mengatakan untuk pembuatan bioetanol menggunakan tandan buah kosong kelapa sawit, dilakukan melalui pengolahan biomassa.

Dengan cara memisahkan lignin, yang kemudian menghidrolasi selulosa, dan masuk ke tahap fermentasi glukosa.

Sedangkan penggunaan bioetanol dari sorgum, turut bisa dijadikan sebagai program substitusi impor gandum yang rata-rata mencapai 9,6 juta per tahun.

Sekaligus mendorong peningkatan produksi, dan diversifikasi produk pangan tersebut.

Selanjutnya, untuk pengembangan bahan baku bioetanol menggunakan nipah, dilakukan dengan cara memanfaatkan getah pohon mangrove.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Hal itu dilakukan karena Indonesia memiliki 48 jenis mangrove.

“Karena Indonesia garis pantainya nomor dua di dunia, ini menarik. Jadi, selain untuk menahan abrasi.”

“Kita tanam juga mangrove yang nanti dilukai, getahnya itu juga sugar, jadi bisa juga untuk bahan bioetanol,” katanya.

Ia menyampaikan ketiga strategi pengembangan bahan baku bioetanol tersebut, merupakan upaya yang mencakup pengembangan jangka pendek, menengah, dan juga panjang.

“Jadi kita punya yang short term, kemudian ada juga yang medium term, dan juga ada yang long term, tapi ya semuanya harus ekonomis.”

“Dari hitungan kami saat ini yang paling ekonomis jika dapat dukungan pemerintah itu batang sorgum.”

“Karena mengurangi impor pangan, nanti juga bisa mengurangi impor energi,” katanya.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan NZE yang tercantum dalam Perjanjian Paris melalui Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebanyak 912 juta ton pada 2030.

Forum ISF 2024 merupakan ajang resmi Pemerintah Indonesia bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara.

Untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktik terbaik menghadapi perubahan iklim.

Perhelatan akbar yang berlangsung selama dua hari itu meliputi sejumlah agenda mulai dari sesi utama.

Yang menghadirkan pembicara kunci, pleno, tematik, high level dialogue, memorandum of understanding (MoU) signing, pameran, hingga gala dinner.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Mediaemiten.com dan Harianinvestor.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Indonesiaraya.co.id dan Harianbogor.com

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com : 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News.

Berita Terkait

`Belum Sebulan Menjabat, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Achmad Muchtasyar Dinonaktifkan Kementerian ESDM
Kementerian ESDM Jadikan Pengecer Berperan Menjadi Sub Pangkalan, Penataan Distribusi LPG 3 Kg
Pasokan Gas di Dalam Negeri Berkurang, Pemerintah Diminta Tinjau Kembali Kuota Ekspor Gas ke Singapura
Penerima HGBT Tetap 7 Sektor Industri, Kebijakan Harga Kemungkinan Tak Lagi 6 Dolar AS per MMBtu
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Pastikan Tak Ada Lagi Impor Solar Saat Implementasi Biofuel B50 pada 2026
Dukung Pasokan Penggunaan Bahan Bakar Industri Penerbangan, Pertamina Gandeng PT Gapura Mas Lestari
Bahlil Minta Penyelesaian Proyek RDMP Balikpapan Dipercepat, Pertamina Harus Tingkatkan Lifting Minyak
Produksi Miinyak 600 Ribu Barel Per Hari, Masih Jauh dari Kebutuhan Nasional Sebesar 1,6 Juta Barel Per Hari

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 10:38 WIB

`Belum Sebulan Menjabat, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Achmad Muchtasyar Dinonaktifkan Kementerian ESDM

Kamis, 6 Februari 2025 - 09:46 WIB

Kementerian ESDM Jadikan Pengecer Berperan Menjadi Sub Pangkalan, Penataan Distribusi LPG 3 Kg

Sabtu, 25 Januari 2025 - 08:55 WIB

Pasokan Gas di Dalam Negeri Berkurang, Pemerintah Diminta Tinjau Kembali Kuota Ekspor Gas ke Singapura

Kamis, 23 Januari 2025 - 10:16 WIB

Penerima HGBT Tetap 7 Sektor Industri, Kebijakan Harga Kemungkinan Tak Lagi 6 Dolar AS per MMBtu

Sabtu, 4 Januari 2025 - 13:36 WIB

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Pastikan Tak Ada Lagi Impor Solar Saat Implementasi Biofuel B50 pada 2026

Berita Terbaru