Omon Omon Soal Direktorat Penanganan Resiko Utang Pertamina, Bisakah Atasi Utang Segunung?

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 22 Mei 2024 - 07:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung Pertamina. (Dok. Pertamina.com)

Gedung Pertamina. (Dok. Pertamina.com)

Oleh: Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

INFOESDM.COM – Baru baru ini Pertamina membentuk direktorat baru yakni direktorat manajemen resiko. Apa maksudnya?

Sudah begitu besarkah resiko keuangan yang dihadapi Pertamina? Apakah utang pertamina sudah berada pada level yang sangat membahayakan?

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktorat baru akan diisi para ahli utang agar Pertamina tetap bisa dapat utang baru buat bayar utang?

Utang Pertamina naik significant dalam lima tahun terakhir, tahun 2022 utang Pertamina mencapai 50,596 miliar dolar atau Rp. 809,5 triliun (kurs 16 ribu/usd).

Naik dari 35,108 miliar dolar atau Rp. 491,5 triliun pada tahun 2018 (kurs rata rata 14.000/Usd) naik 65%.

Baca artikel lainnya di sini : Sekjen DPR Indra Iskandar Penuhi Panggilan KPK, Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa

Utang Pertamina telah mencapai 58% dari total aset perusahaan.

Apa yang telah dibangun Pertamina dengan utang yang sebentar lagi mendekati 1000 triliun tersebut? Kita tunggu laporan keuangan tahun 2023.

Baca artikel lainnya di sini : Beberkan Prioritas Pemerintahannya di Qatar Economic Forum, Prabowo: Pangan, Energi, dan Hilirisasi

Banyak utang boleh boleh saja menurut pandangan pengusaha, tapi utang itu menjamin pengusaha meraih masa depan gemilang.

Yakni utang akan memperbesar aset, memperkaya perusahaan, dan setiap utang akan melipatgandakan pendapatan dan keuntungan.

Lalu bagaimana dengan Pertamina? Bisakah perusahaan migas ini membayar utang utangnya saat dunia sedang giatnya melakukan transisi energi.

Dunia sedang bersiap mengakhiri minyak. Kalangan ahli memperkirakan era minyak jika digambarkan maka 10 tahun terlalu cepat tapi 20 tahun terlalu lama.

Sementara Pertamina paling cepat dalam melunasi utang, jika seluruh laba dialokasikan semua untuk bayar utang maka butuh waktu 15 tahun lamanya.

Padahal kita tau tidak mungkin semua laba dialokasikan untuk bayar utang.

Karena sebagian saham anak perusahaan Pertamina sudah dimiliki swasta misalnya Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertamina Geotermal Energi (PGE).

Kemungkinan ke depan anak anak perusahaan Pertamina juga akan di miliki swasta.

Selain itu walaupun Pertamina mencatat untung, tapi sebagian pendapatan itu berasal dari subsidi dan konpensasi dari pemerintah.

Sebanyak 70 persen piutang pemerintah belum dibayarkan saat ini.

Jadi dalam catatan ada uangnya tapi itu bisa jadi hanya piutang yang ada di tangan pemerintah.

Ada juga pendapatan yang berasal dari kontrak kontrak yang belum selesai.

Jika Pertamina adalah bagian dari negara yang telah berkomitmen terhadap transisi energi, maka harusnya memandang bahwa aset nya sekarang adalah beban.

Aset aset minyak sekarang harus dimusnakhan perlahan lahan sembari mengembangkan aset aset dalam menopang energi terbaharukan.

Misalnya Pertamina harus ikut menanam tanaman energi dan mengembangkan fasilitas energi terbaharukan dan mengurangi ekplorasi dan eksploitasi hulu migas.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Tapi apa mungkin hal itu dilakukan? Jika aset Pertamina senilai 87,8 miliar dolar adalah beban yang akan bernilai nol dimasa depan?

Bagaimana membayar utang utang 50,6 miliar dolar? Ya ini resiko Teteh.***

Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Harianinvestor.com dan Mediaemiten.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai perkembangan dunia politik, hukum, dan nasional melalui Apakabarindonesia.com

Berita Terkait

Inovasi Teknologi Dorong Pertamina Hulu Sanga Sanga Melewati Target Produksi Migas
Pertamina Hulu Energi Tampil Cemerlang di JCS 2025, Boyong Penghargaan Best Booth
Prabowo Apresiasi Kinerja ESDM dan SKK Migas Tingkatkan Produksi Cepu
Babak Baru Hulu Migas: Peluang Investasi dalam Lelang Tiga WK dengan Cadangan Jumbo
Indonesia Tak Ada Rencana Melobi Amerika Serikat dengan Mineral Kritis, Ini Penjelasan Menteri Bahlil
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Ungkap Kondisi Terkini Ketersediasn BBM Hingga Hari Raya Idul Fitri 1446 H
Pertamina dan Investor Lain Diharapkan Ikut Serta, Danantara Biayai Proyek Kilang Minyak Kapasitas 500.000 Barel
Termasuk Tiongkok, Aryo Djojohadikusumo Sebut 3 Negara Besar Tawarkan Proposal Pembangunan PLTN di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 8 Juli 2025 - 15:21 WIB

Inovasi Teknologi Dorong Pertamina Hulu Sanga Sanga Melewati Target Produksi Migas

Selasa, 8 Juli 2025 - 11:31 WIB

Pertamina Hulu Energi Tampil Cemerlang di JCS 2025, Boyong Penghargaan Best Booth

Sabtu, 28 Juni 2025 - 06:21 WIB

Prabowo Apresiasi Kinerja ESDM dan SKK Migas Tingkatkan Produksi Cepu

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:01 WIB

Babak Baru Hulu Migas: Peluang Investasi dalam Lelang Tiga WK dengan Cadangan Jumbo

Rabu, 16 April 2025 - 10:38 WIB

Indonesia Tak Ada Rencana Melobi Amerika Serikat dengan Mineral Kritis, Ini Penjelasan Menteri Bahlil

Berita Terbaru