Banyak Juga Utang Pertamina Patra Niaga, Perlu Keseriuasan Pengelolaan BBM dan LPG Subsidi

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 30 Mei 2024 - 13:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gas LPG 3 Kilogram. (Dok. Esdm.go.id)

Gas LPG 3 Kilogram. (Dok. Esdm.go.id)

Oleh: Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI).

INFOESDM.COM – Sekarang Pertamina Patra Niaga sudah menjadi perusahaan yang mandiri. Bisa mengambil utang untuk keperluan bisnisnya.

Nah rupanya kesempatan ini dimanfaatkan dengan cepat oleh Pertamina Patra Niaga untuk menarik uang.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Patra Niaga adalah sub holding yang tugasnya jual BBM, LPG dan produk akhir minyak lain.

Untung Patra Niaga sangat ditentukan oleh berapa besar margin yang diperoleh dalam jualan minyak di dalam negeri dan ekspor.

Untuk keperluan jualan minyak ini Patraniaga mengambil utang lalu setelah untung bisa bayar utang dan bunga.

Baca artikel lainnya, di sini: Prakonvensi Nasional RSKKNI Bidang Jasa Keuangan: Membangun SDM Profesional dan Berdaya Saing Global

Namun kadang lebih besar biaya dari pada uang yang tersedia, sehingga lebih banyak utang dibandingkan arus kas yang masuk.

Sebagai contoh tahun 2023 lalu Pertamina Patra Niaga (PPN) memiliki kas yang tersedia sebesar USD2,1 miliar pada akhir 2023, dibandingkan dengan utang jangka pendek sebesar USD3,2 miliar.

Baca artikel lainnya, di sini: Prabowo Subianto Terima Pemilik Gedung Burj Khalifa UEA, Bahas Potensi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jadi Patra Niaga mengalami kekurangan uang 1,1 miliar dolar atau 16 triliun yang tidak dapat dibayar, jadi membutuhkan utang baru atau memperpanjang utang lama.

Dari utang yang jatuh tempo, USD1,5 miliar merupakan pinjaman modal kerja yang dapat diperpanjang dan USD1,6 miliar.

Masalah ke depan yang dihadapi Patra Niaga adalah sebagian besar jualannya adalah BBM dan LPG yang merupakan energi fosil.

Sehingga sangat sulit bagi patra niaga untuk mendapatkan pinjama murah melalui isue green.

Sangat sulit juga PPN mengejar portofolio transisi energi, padahal harus menanggung sebagian besar beban net zero emission Pertamina.

Jadi PPN akan terjebak dalam pinjaman yang mahal.

Usaha transisi energi seperti usaha memasang panel surya di semua pom bensin tampaknya belum satupun yang terpasang.

Patra Niaga juga belum banyak inisiatif memasang alat pengisian stroom mobil listrik di semua pom bensin.

Ini harus menjadi rencana strategis ke depan. Mengingat tidak ada utang murah di masa mendatang kecuali untuk transisi energi.

Tapi pinjaman yang mahal seharga bunga KPR memang ada. Menurut info yang PPN akan ambil utang besar besaran yakni USD1,7 miliar dengan Pertamina dari PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Mandiri.

PPN juga akan ambil utang USD3 miliar fasilitas dari Bank Mandiri, BRI dan PT Bank Negara Indonesia. Mantap Juga ya, 4,7 miliar dolar atau 75 T, cuan besar men.

Tapi ya bunganya sama dengan KPR di Indonesia pada umumnya 12-14 % setahun. Ini agak merepotkan.

Kedepan memang harus banyak terobosan terutama menyukseskan digitalisasi SPBU, mengontrol distribusi solar dan LPG subsidi secara lebih baik .

Menekan konsumsi pertalite, sehinga dipastikan konsumsi BBM dan LPG subsidi lebih banyak diterima oleh yang berhak dibandingkan yang tidak berhak.

Dengan demikian manajemen Pertamina Patra Niaga dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan subsidi yang tepat sasaran sebagaimana amanat UU.***

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Harianinvestor.com dan Mediaemiten.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai perkembangan dunia politik, hukum, dan nasional melalui Hello.id

Berita Terkait

Peta Jalan Medco Energi: Jaminan Korporasi Kuatkan Posisi MEP
Inovasi Teknologi Dorong Pertamina Hulu Sanga Sanga Melewati Target Produksi Migas
Pertamina Hulu Energi Tampil Cemerlang di JCS 2025, Boyong Penghargaan Best Booth
Prabowo Apresiasi Kinerja ESDM dan SKK Migas Tingkatkan Produksi Cepu
Babak Baru Hulu Migas: Peluang Investasi dalam Lelang Tiga WK dengan Cadangan Jumbo
Indonesia Tak Ada Rencana Melobi Amerika Serikat dengan Mineral Kritis, Ini Penjelasan Menteri Bahlil
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Ungkap Kondisi Terkini Ketersediasn BBM Hingga Hari Raya Idul Fitri 1446 H
Pertamina dan Investor Lain Diharapkan Ikut Serta, Danantara Biayai Proyek Kilang Minyak Kapasitas 500.000 Barel

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 07:11 WIB

Peta Jalan Medco Energi: Jaminan Korporasi Kuatkan Posisi MEP

Selasa, 8 Juli 2025 - 15:21 WIB

Inovasi Teknologi Dorong Pertamina Hulu Sanga Sanga Melewati Target Produksi Migas

Selasa, 8 Juli 2025 - 11:31 WIB

Pertamina Hulu Energi Tampil Cemerlang di JCS 2025, Boyong Penghargaan Best Booth

Sabtu, 28 Juni 2025 - 06:21 WIB

Prabowo Apresiasi Kinerja ESDM dan SKK Migas Tingkatkan Produksi Cepu

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:01 WIB

Babak Baru Hulu Migas: Peluang Investasi dalam Lelang Tiga WK dengan Cadangan Jumbo

Berita Terbaru

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat struktur pendanaan anak usahanya melalui skema jaminan korporasi. (Dok. Medcoenergi.com)

MINYAK DAN GAS

Peta Jalan Medco Energi: Jaminan Korporasi Kuatkan Posisi MEP

Rabu, 9 Jul 2025 - 07:11 WIB