INFOESDM.COM – Head of Industry Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan seluruh sektor ekonomi sudah mulai pulih pada kuartal I 2023 tetapi dengan kecepatan yang berbeda-beda.
“Dilihat dari perbandingan PDB setiap sektor di kuartal I 2023 dengan periode sebelum COVID-19, terlihat semua sektor sudah di atas 100.”
“Artinya, kondisi aktivitas ekonomi sektoral di kuartal 1 2023 sudah lebih dari 2019 atau sebelum COVID-19,” kata Dendi dalam Media Gathering daring, Selasa 9 Mei 2023.
Baca artikel menarik lainnya di sini: Erick Thohir Dinilai Memiliki Sumber Daya Politik yang Cukup untuk Calon Wapres di Pilpres 2024
Baca Juga:
Jimmy Carter Meninggal Dunia, Presiden Tiongkok Xi Jingping Sampaikan Pesan Belasungkawa
Gemuruh Puluhan Ribu Jemaat Sambut Ketibaan Prabowo Subianto di Perayaan Natal Nasional 2024
Rasio nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektor informasi komunikasi di kuartal I 2023 dibandingkan kuartal pertama tahun 2019 mencapai 137,1 atau menjadi sektor dengan pemulihan paling kuat.
Sementara itu, setiap sektor ekonomi di kuartal I 2023 juga tumbuh di atas pertumbuhan pada kuartal I 2020.
“Sektor-sektor yang terkait dengan pemulihan mobilitas masyarakat tumbuh sangat tinggi, misalnya sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi dan restoran, serta informasi dan komunikasi” kata Dendi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 15,93 persen di kuartal I 2023, akomodasi dan restoran tumbuh 11,55 persen, dan informasi komunikasi tumbuh 8,90 persen.
Baca Juga:
Januari 2025, Jadwal Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim
Kementerian ESDM Tanggapi Ombudsman RI Soal Tudingan Temuan Maladministrasi dalam RKAB
KPK Jelaskan Soal Mantan Menkumham Yasonna Laoly Dicegah ke Luar Negeri di Kasus Harun Masiku
“Sekarang pertambangan juga tumbuh, didorong oleh harga komoditas yang baik, begitu pula manufaktur yang diikuti oleh sektor perdagangan serta konstruksi yang juga sudah tumbuh meski belum terlalu tinggi,” imbuhnya.
Pertumbuhan ekonomi sektoral berpotensi menghadapi tantangan berupa pelemahan ekonomi global yang membuat permintaan turut melemah, sebagaimana tampak dari kinerja ekspor industri garmen, kayu lapis, dan furniture yang pada Maret 2023 masing-masing terkonstruksi sebesar 22,7 persen, 37,5 persen, dan 37,1 persen secara tahunan.
Disamping itu, pemulihan sektor pariwisata juga masih lebih lambat dibandingkan sektor-sektor lain, yang menyebabkan ekonomi daerah yang bergantung pada sektor ini juga pulih lebih lambat dari daerah lain.
“Jumlah pesawat yang terbatas menyebabkan pemulihan sektor angkutan udara masih lambat, yang selanjutnya berdampak pada kecepatan pemulihan sektor pariwisata, termasuk pemulihan daerah yang bergantung ke sektor pariwisata seperti Bali,” katanya.***