INFOESDM.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menanggapi pelemahan atau depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
Dia menyebutkan pelemahan atau depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Per Jumat ini, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp16.222,50 per dolar AS. Rupiah mengalami pelemahan 5,37 persen secara year to date (ytd).
“Indonesia dalam hal ini nilai tukarnya year to date 5,37 persen depresiasinya, negara-negara sekitar kita dan di emerging G20 kira-kira dalam situasi yang mirip.”
Baca Juga:
KPK Jelaskan Soal Mantan Menkumham Yasonna Laoly Dicegah ke Luar Negeri di Kasus Harun Masiku
Segenap Tim Rilispers.com Mengucapkan Selamat Hari Natal 2024, Kiranya Damai Natal Besertamu
“Ada yang lebih parah, tentu tergantung dari pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing,” kata
Sri Mulyani menyampaikan hal itu dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (26/4/2024).
Baca artikel lainnya di sini : Begini Penjelasan ADB Soal Ekonomi Indonesia Diprediksi akan Tumbuh 5 Persen di Tahun 2024 dan 2025
Sri Mulyani memaparkan dalam kurun yang sama, nilai tukar bath Thailand tercatat terkoreksi 8,56 persen, won Korea melemah 6,31 persen, lira Turki juga mengalami pelemahan 10,4 persen.
Baca Juga:
Kasus Korupsi Penyaluran Dana CSR Bank Indonesia, KPK Geledah Kantor Otoritas Jasa Keuangan
Sajian Live Music Shadenlouth Siap Hibur Pengunjung Cafe, Tempat Nongkrong dan Weddiing Party
“Untuk Brasil dekat dengan kita di 5,06 (persen) terus, kita lihat Vietnam 4,7 (persen), South Afrika 4,7 (persen), dan Filipina 3,9 (persen),” imbuhnya.
Baca artikel lainnya di sini : Usulkan Harga Pembelian Pemerintah Gabah di Petani Naik Jadi Rp6.757 per Kg, Begini Alasan HKTI
Sebagai langkah pemerintah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah, Kemenkeu terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Di samping itu, lanjut Menkeu, kebijakan Bank Indonesia (BI) terus diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak penguatan dolar AS secara luas.
Baca Juga:
Dukung Pasokan Penggunaan Bahan Bakar Industri Penerbangan, Pertamina Gandeng PT Gapura Mas Lestari
“Masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini, semuanya cenderung makin hati-hati.”
“Semuanya, kemudian cenderung untuk mitigasi risiko dari pergerakan global tersebut,” jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen.
Untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak rambatan global.
Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024, BI juga memutuskan untuk meningkatkan suku bunga deposit facility.
Sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.
“Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking.”
“Untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024.***
Artikel di atas, juga dìterbitkan di portal berita nasional ekonomi & bisnis Infofinansial.com
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Hello.id dan Infofinansial.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media lainnya, dapat menghubungi Jasasiaranpers.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.